Kamis, 16 Januari 2014
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)
1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Donna, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
a) Berat badan 2500 - 4000 gram.
b) Panjang badan 48 - 52 cm.
c) Lingkar dada 30 - 38 cm.
d) Lingkar kepala 33 - 35 cm.
e) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.
f) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.
g) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i) Kuku agak panjang dan lemas.
j) Genetalia
1. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
2. Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
k) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
m) Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
3. Penanganan Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas :
a. Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir).
c. Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
PENILAIAN APGAR SKOR (tabel 2.1)
Nilai
Tanda
0
1
2
Denyut jantung(pulse)
Tidak ada
Lambat < 100
>100
Usaha nafas(respisration)
Tidak ada
Lambat, tidak teratur
Menangis dengan keras
Tonus otot(activity)
Lemah
Fleksi pada ekstremitas
Gerakan aktif
Kepekaan reflek(gremace)
Tidak ada
Merintih
Menangis kuat
Warna(apperence)
Biru pucat
Tubuh merah muda, ekstremitas biru
Seluruhnya merah muda
Sumber : Saifuddin, 2002
Klasifikasi :
a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)
b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)
c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)
4. Klem dan potong tali pusat
a. Klem tali pusat dengan 2 buah klem pada klem pertama kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi
b. Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri
c. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong tali pusat dengan gunting yang perawatan alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi
d. Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan pengikatan ulang yang lebih ketat.perawatan tali pusat , jangan membungkus punting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting tali pusat (JNPK-KR/ POGI,APN, 2007)
5. Jagalah kehangatan bayi
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Dengan cara :
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
b. Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bahwa kepala terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit yaitu :
1). Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi
2). Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera hangatkan bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
e. Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru lahir (memandikan bayi setelah 6 jam)
6. Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya yang mungkin lebih dari satu persalinan maka alat pengenal harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir :
a. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, tidak mudah lepas (gelang bayi)
b. Pada alat identifikasi harus tercantum :
1). Nama bayi /Nama ibu
2). Tanggal lahir dan jam
3). Nomor bayi
4). Jenis kelamin
5). Nama ibu lengkap
7. Pemberian ASI dini
Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan memberikan keuntungan yaitu:
a. Merangsang produksi ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin (hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
b. Memperkuat reflek menghisap
1). Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
2). Reflek suckling (reflek menghisap)
3). Reflek swallowing (reflek menelan)
c. Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan kehangatan ibu-bayi).
d. Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
e. Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
8. Perawatan mata
Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama setelah persalinan.
9. Pemberian vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut :
a. Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari.
b. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.
10. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B di berikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM dipaha kanan dan selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.
11. Pemantauan lanjutan
Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dan tindak lanjut dari petugas kesehatan.
Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang di nilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran yaitu:
1). Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2). Bayi tampak aktif atau lunglai
3). Bayi tampak kemerahan atau biru
Masa transisi adalah waktu ketika bayi melakukan stabilitasi dan penyusaian terhadap kehidupan diluar uterus. Ada 3 priode transisi, yaitu:
1). Tahap pertama /periode reaktif adalah dimulai segera setelah lahir dan berakhir setelah 30 menit.
2). Tahap kedua/ periode interval adalah berlangsung mulai menit 30 sampai 2 jam setelah lahir (biasanya pada priode ini banyak tidur).
3). Tahap ketiga /periode reaktif kedua adalah yang berlanjut dari dua jam sampai enam jam.
DAFTAR PUSTAKA
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI
DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI
Saifuddin, abdul bari.2002. “ Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal “. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-lengkap-asuhan-kebidanan-pada.html#ixzz2qZRjj9Ei
Rabu, 15 Januari 2014
ANTENATAL CARE
1) Kunjungan ANC
Menurut Saifuddin (2002; h. N-2), setiap wanita meng-hadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan setidaknya empat kali kunju-ngan selama periode antenatal:
a) Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu).
b) Satu kali kunjungan selama trimester II(antara minggu 14–28).
c) Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28–36 dan sesudah minggu ke 36).
2) Tujuan ANC
Menurut Saifuddin (2008, h. 90), tujuan asuhan atenatal adalah:
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
3) Kebijakan program
Menurut Pantikawati (2010; h. 10-15), pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi 7T dan sekarang 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan malaria menjadi 14T, yaitu:
a) Ukur TB dan BB
Tinggi badan diukur sekali pada saat ibu datang per-tama untuk mendeteksi resiko bila hasil pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan normal ibu hamil rata – rata 6,5-16 kg.
b) Ukur tekanan darah
Pemerikasaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi, atau rendah. Deteksi teka-nan darah yang cenderung naik diwaspadai gejala hipertensi. Apabila turun, difikirkan ke arah anemia.
c) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU dengan menggukan pita sentimeter diukur dari tepi atas simfisis hingga fundus uteri.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus
Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan
12 - Teraba diatas simfisis pubis
16 - Pertengahan simfisis pubis dan umbilikus
20 20 cm (+2 cm) Pada umbilikus
22 – 27 UK(minggu)=cm (+2 cm) -
28 28 cm (+2 cm) Pertengahan umbilikus dan prosesus sifoideus
29-35 UK(minggu)=cm (+2 cm) -
36 36 cm (+2 cm) Pada prosesus sifoideus
(Saifuddin, 2008; h. 93)
d) Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Efek sampingnya adalah kemerahan dan bengkak 1-2 hari.
Tabel 2.2 Imunisasi TT
TT Interval % Perlindungan Masa Perlindungan
TT 1TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
-4 minggu setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
0%80%
95%
99%
99%
-3 tahun
5 tahun
10 tahun
Seumur hidup
e) Pemberian tablet Fe
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Pemberian tablet sesegera mungkin setelah mual hilang, satu tablet per hari selama 90 hari.
f) Tes PMS
Pemeriksaan kepada ibu hamil, diambil spesimen darah vena, apabila tes dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengo-batan/rujukan.
g) Temu Wicara/konseling
Tujuan konseling adalah untuk membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terha-dap hal – hal yang tidak diinginkan. Selain itu untuk membantu ibu hamil menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
h) Tes Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemerik-saan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
i) Tes Protein Urine
Pemeriksaan protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.
j) Tes Reduksi Urine
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit DM atau riwayat penyakit DM pada keluarga ibu/suami.
k) Tekan pijat payudara (Perawatan Payudara)
Manfaat perawatan payudara adalah menjaga keber-sihan payudara, memperbaiki bentuk puting susu, merangsang kelenjar agar produksi ASI lancar, dan mempersiapkan laktasi.
l) Pemeliharaan Tingkat Kebugaran (Senam Hamil)
Senam hamil dapat bermanfaat untuk membantu ibu mempersiapkan persalinan serta mempercepat pemulihan sete-lah melahirkan.
m) Terapi Yodium
Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan gangguan fungsi mental, pendengaran, pertumbuhan, dan kadar hormon yang rendah.
n) Terapi obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemik malaria ataupun pendatang baru berasal dari daerah malaria. Dampak dari malaria terhadap ibu hamil adalah dapat terjadi abortus, partus prematurus, dan anemia.
4) Pemeriksaan kehamilan
a) Anamnesa
Menurut Yeyeh (2009 a; h. 144) Maksud dari anamnese adalah mendeteksi komplikasi dan menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan umum dan kondisi sosial ekonomi.
Pelaksanaannya dengan mengajukan pertanyaan ten-tang identitas, lama terlambat menstruasi, tanggal menstruasi terakhir, dan keluhan yang berkaitan dengan kehamilan (Manuaba, 2009; h. 80).
b) Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik umum menilai keadaan umum, pengukuran tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, kulit. (Manuaba, 2009; h. 80).
c) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan payudara (pembuluh darah makin banyak, pigmentasi, areola mamae, puting makin hitam dan menonjol, payudara makin padat), pemeriksaan Leopold, mendengarkan detak jantung janin, bila perlu pemeriksaan dalam (Manuaba, 2009; h.80).
Menurut Manuaba (2010; h. 116-117), pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk menetapkan kekudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri pemeriksaan menurut Leopold I-IV. Tahap persiapan pemeriksaan Leopold:
Ibu tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur disamping badan.
Kaki ditekuk sedikit sehingga dinding perut lemas.
Bagian perut klien dibuka seperlunya
Pemeriksa menghadap ke muka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I-III, sedangkan pada saat mela-kukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap kearah kaki.
Sedangkan untuk tahap pemeriksaan Leopold adalah:
(1) Leopold I
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi tundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat, keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian bagian janin.
(2) Leopold II
Kemudian kedua telapak tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.
Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
(3) Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.
Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang pubis akan kosong.
(4) Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin sudah masuk ke PAP.
Bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran besarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
d) Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan dengan USG, foto abdomen, dan pemeriksaan labolatorium (Manuaba, 2009; h. 80).
Langganan:
Postingan (Atom)
free music at divine-music.info