Rabu, 15 Januari 2014

ANTENATAL CARE

1) Kunjungan ANC Menurut Saifuddin (2002; h. N-2), setiap wanita meng-hadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan setidaknya empat kali kunju-ngan selama periode antenatal: a) Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu). b) Satu kali kunjungan selama trimester II(antara minggu 14–28). c) Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28–36 dan sesudah minggu ke 36). 2) Tujuan ANC Menurut Saifuddin (2008, h. 90), tujuan asuhan atenatal adalah: Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. Meningkatkan secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 3) Kebijakan program Menurut Pantikawati (2010; h. 10-15), pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi 7T dan sekarang 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan malaria menjadi 14T, yaitu: a) Ukur TB dan BB Tinggi badan diukur sekali pada saat ibu datang per-tama untuk mendeteksi resiko bila hasil pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan normal ibu hamil rata – rata 6,5-16 kg. b) Ukur tekanan darah Pemerikasaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi, atau rendah. Deteksi teka-nan darah yang cenderung naik diwaspadai gejala hipertensi. Apabila turun, difikirkan ke arah anemia. c) Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran TFU dengan menggukan pita sentimeter diukur dari tepi atas simfisis hingga fundus uteri. Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan 12 - Teraba diatas simfisis pubis 16 - Pertengahan simfisis pubis dan umbilikus 20 20 cm (+2 cm) Pada umbilikus 22 – 27 UK(minggu)=cm (+2 cm) - 28 28 cm (+2 cm) Pertengahan umbilikus dan prosesus sifoideus 29-35 UK(minggu)=cm (+2 cm) - 36 36 cm (+2 cm) Pada prosesus sifoideus (Saifuddin, 2008; h. 93) d) Pemberian imunisasi TT Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Efek sampingnya adalah kemerahan dan bengkak 1-2 hari. Tabel 2.2 Imunisasi TT TT Interval % Perlindungan Masa Perlindungan TT 1TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 -4 minggu setelah TT 1 6 bulan setelah TT 2 1 tahun setelah TT 3 1 tahun setelah TT 4 0%80% 95% 99% 99% -3 tahun 5 tahun 10 tahun Seumur hidup e) Pemberian tablet Fe Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Pemberian tablet sesegera mungkin setelah mual hilang, satu tablet per hari selama 90 hari. f) Tes PMS Pemeriksaan kepada ibu hamil, diambil spesimen darah vena, apabila tes dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengo-batan/rujukan. g) Temu Wicara/konseling Tujuan konseling adalah untuk membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terha-dap hal – hal yang tidak diinginkan. Selain itu untuk membantu ibu hamil menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan. h) Tes Hb Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemerik-saan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. i) Tes Protein Urine Pemeriksaan protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia. j) Tes Reduksi Urine Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit DM atau riwayat penyakit DM pada keluarga ibu/suami. k) Tekan pijat payudara (Perawatan Payudara) Manfaat perawatan payudara adalah menjaga keber-sihan payudara, memperbaiki bentuk puting susu, merangsang kelenjar agar produksi ASI lancar, dan mempersiapkan laktasi. l) Pemeliharaan Tingkat Kebugaran (Senam Hamil) Senam hamil dapat bermanfaat untuk membantu ibu mempersiapkan persalinan serta mempercepat pemulihan sete-lah melahirkan. m) Terapi Yodium Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan gangguan fungsi mental, pendengaran, pertumbuhan, dan kadar hormon yang rendah. n) Terapi obat malaria Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemik malaria ataupun pendatang baru berasal dari daerah malaria. Dampak dari malaria terhadap ibu hamil adalah dapat terjadi abortus, partus prematurus, dan anemia. 4) Pemeriksaan kehamilan a) Anamnesa Menurut Yeyeh (2009 a; h. 144) Maksud dari anamnese adalah mendeteksi komplikasi dan menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan umum dan kondisi sosial ekonomi. Pelaksanaannya dengan mengajukan pertanyaan ten-tang identitas, lama terlambat menstruasi, tanggal menstruasi terakhir, dan keluhan yang berkaitan dengan kehamilan (Manuaba, 2009; h. 80). b) Pemeriksaan fisik umum Pemeriksaan fisik umum menilai keadaan umum, pengukuran tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, kulit. (Manuaba, 2009; h. 80). c) Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan payudara (pembuluh darah makin banyak, pigmentasi, areola mamae, puting makin hitam dan menonjol, payudara makin padat), pemeriksaan Leopold, mendengarkan detak jantung janin, bila perlu pemeriksaan dalam (Manuaba, 2009; h.80). Menurut Manuaba (2010; h. 116-117), pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk menetapkan kekudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri pemeriksaan menurut Leopold I-IV. Tahap persiapan pemeriksaan Leopold: Ibu tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur disamping badan. Kaki ditekuk sedikit sehingga dinding perut lemas. Bagian perut klien dibuka seperlunya Pemeriksa menghadap ke muka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I-III, sedangkan pada saat mela-kukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap kearah kaki. Sedangkan untuk tahap pemeriksaan Leopold adalah: (1) Leopold I Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi tundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir. Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat, keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian bagian janin. (2) Leopold II Kemudian kedua telapak tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin. (3) Leopold III Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis. Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang pubis akan kosong. (4) Leopold IV Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin sudah masuk ke PAP. Bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran besarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen. d) Pemeriksaan tambahan Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan dengan USG, foto abdomen, dan pemeriksaan labolatorium (Manuaba, 2009; h. 80).
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info