Selasa, 03 Juni 2014

makalah kebidanan komunitas

MAKALAH KEBIDANAN KOMUNITAS


DISUSUN OLEH :
1.   ADRINA DEA PRAMUDITA
2.   AJIRNII QALIBUN






POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum dan data memberikan dampak kerugian bagi kesehatanibu dan bayi seingga dapat mengakibatkan kematian. Masalah kebidanan komnuitas trdiri dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada dikomunitas dan identifikasi pertolongan persalinan non kesehatan, PMS, serta prilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.
            Pada makalah ini juga menjelaskan identifikasi masalah kebidanan komunitas yang ada di masyarakat dengan baik dan benar. Hal ini sangat penting bagi bidan dalam memberikan pelayanan yang komprehensipdan menyeluru dari semua arealapsan masyarakat sehingga kita dapat mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan yang dilakukan komunitif oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh positif dan mengurangi adanya intervensi yang tidak perlu.

1.2              Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis masalah kebidanan komunitas.
2.      Apa saja strategi pelayanan kebidanan komunitas?
3.      Apa yang dimaksud dengan MDGs?







BAB II
PEMBAHASAN

MASALAH KEBIDANAN DIKOMUNITAS
Identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada dikomunitas.
            Menurut McCharty dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan bahwa peran determinan sebagai landasan yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR dan tingkat kesuburan yang ada dikomunitas. Factor determinan tersebut adalah :
1.      Determinan proksi/dekat/outcome
a.       Kejadian  kehamilan
b.      Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahn, infeksi, eklamsi, partus macet, rupture uteri)
c.       Kematian, kecacatan
2.      Determinan antara/intermediate determinan
a.       Status kesehatan (gizi, infeksi, penyakit kronik, riwayat komplikasi)
b.      Status reproduksi (umur partus, status perkawinan)
c.       Akses teradap pelayanan kesehatan(lokasi pelayanan kesehatan KB, ANC, pelayanan obstetric, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan, akses informasi pelayanan kesehatan.
d.      Prilaku sehat ( penggunaan KB, pemeriksaan ANC dan penolong persalinan)
e.       Factor-faktor yang idak diketahui/tidak terduga
3.      Determinan konstektual/jauh/distant determinan
a.       Status wanita dalam keluarga dan masyarakat(pendidikan, pekerjaan, penghasilan, keberdayaan)
b.      Status keluarga dan masyarakat(penghasilan, kepemilikan, pendidikan,dan pekerjaan anggota rumah tangga)
c.       Status masyarakat (kesejahteraan, sumberdaya seperti dokter, klinik)

KEMATIAN MATERNAL DAN PERINATAL

            Sejak permulaan kehamilan pertama manusia, mereka yang menjuruskan diri pada keterampilan untuk menolong persalinan telah mulai dirintis. Di Indonesia dikenal dengan istilah dukun beranak. Salah bentuk kepedulian dunia melalui WHO dan UNICEF 1978 melaksanakan pertemuan yang berkaitan dengan tingginya angka kematian ibu diseluruh dunia mencanangkan “primary health care and health for all by the years 2000”. Diperkirakan terjadi kematian sekitar 560.000-585.000 orang setiap tahunnya denagn tekanan terbesar di Negara berkembang. Disamping itu dapat pula di audit bahwa sebagian besar kematian maternal masih dapat dihindari bila pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memuaskan, dan juga dikemukakan bahwa kematian maternal merupakanmasalah yang kompleks karena berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab langsung.
            Obstetric social merupakan arahnya pada upaya promotif dan preventif dalam bidang obstetric sehingga lebih mengkhususkan pada upaya meniadakan sebanyak mungkin penyebab kematian antara dan penyebab kematian langsung.

Penyebab kematian antara lain yaitu :
a.       Kesanggupan dalam memberikan pelayanan gawat darurat
b.      Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status social ekonomi.
c.       Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada pelayanan tradisional.
d.      Penerimaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dappat menurunkan AKI AKP.
e.       Masalah perilaku seksual terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga mencari jalan pintas terminasi unadekuat.

Penyebab kematian tidak langsung yaitu :
a.       Rendahnya status perempuan Indonesia secara umum
b.      Pekerjaan yang berat sekalipun sedang hamil tua karenaharus ikut serta menunjang kebutuhan social ekonomi keluarga.
c.       Budaya komunal sehingga saat yang kritis masih memerlukan persetujuan kepala keluarga, kepala desa, mereka yang disegani, sehingga terlambat untuk mengambil keputusan.
d.      Perhatian dan kemauan politik penguasa dalam menentukan skala prioritas pelayanan kesehatan. Penyebab kematian perinatal sebagian besar berkaitan dengan kematian maternal diantaranya trias kematian perinatal, yaitu trauma persalinan, infeksi dan perdarahan, asfiksia saat persalinan, persalinan prematuritas. Tingginya angka kematian perinatal dianggap tolak ukur kemampuan melakukan pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyeluruh.
Upaya untuk dapat menurunkan AKI dan AKP adalah :
a.       Mendekatkan pelayanan ditengah masyarakat dengan meneptakan bidan di desa
b.      Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang serta diikuti komplikasi yang makin menurun.
c.       Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya.
d.      Menyebarkan keberadaan ahli obgin yang berorientasi pada aspekk sosialnya.
e.       Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan kesehatan dalam keadaan masi optimal.

Kehamilan remaja
Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya meningkatkan kehamilan yang belum dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.
Dampak kehamilan remaja :
a.       Factor psilkologi yang belum matang
b.      Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi
c.       Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya
d.      Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan masyarakat.
e.       Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri
f.       Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman keras.
Factor fisik :
a.       Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya
b.      Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
c.       Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matang dapat menimbulkan abortus, persalinan premature, dapat terjadi komplikasi penyakit yang sudah lama dideritanya.
d.      Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif
e.       Outcome, janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah
f.       Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.
Fungsi seksual yaitu untuk proreaksi (mendapatkan keturunan), rekreasi (untuk dinikmati), untuk relasi (hubungan kekeluargaan) dan bersifat insstitusi (kewajiban suami untuk istrinya ).
Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu kedokteran yaitu ilmu andrologi,seksologi, penyakit kelamin dan kulit, kebidanan dan kandungan.
Mungkin terjadi pelacuran terselubung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi remaja yang disebabkan oleh makin menariknya berbagai bentuk produksi kosmetika, pakaian dan lainnya.
Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah sebagai berikut :
Sebelum terjadi kehamilan
a.       Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang bersih dan aman.
b.      Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari )
c.       Mempergunakan KB , diantaranya kondom, pil dan suntikan sehingga terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan
d.      Memberikan pendidikan seksual sejak dini
e.       Meningkatkan iman dan taqwa kepada tuhan YME sesuai ajaran agama masing-masing
f.       Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi haidh atau misoprostol dan lainnya.
Setelah terjadi kehamilan
Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena secara fisik hasil konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan sebagai berikut :
a.       Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapatkan perlindungan
b.      Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zygot  yang mempunyai potensi untuk hidup.
c.       Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung
d.      Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat, karena potensinya untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan oleh setiap keluarga.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka langkah yang dapat diambil antara lain :
a.       Membiarkan tubuh kembang sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab Negara. Berdasarkan hak Negara biaya dapat dialihkan haknya kepada orang lain. Mereka dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah.
b.      Dilingkungan Negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan memeliharanya sebagai anak yang lazim.
c.       Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga keselamatan remaja dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan yang moral sebagaimana mestinya. Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur kandung secara legal yaitu No. 23 tahun 1992.
d.      Persoalan selanjutnya adalah menghindari kehamilan kehamilan yang berulang dengan meningkatnya budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat , bila hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka gunakan KB dengan resiko yang paling ringan.

Tingkat kesuburan
Perubahan perilaku seksual remaja menuju liberalisasi tanpa ada batas akan makin meningkatkan kejadian penyakit hubungan seks. Penyakit hubungan seks tanpa pengobatan yang memuaskan dapat menimbulkan infeksi radang panggultanpapengobatan adekuat dapat berlangsung akut dan besar  kemungkinan memerlukan tindakan radikal untuk mengangkat sumber infeksinya. Sebagian berlangsung secara menahun dengan menimbulkan kerusakan fungsi utamanya yaitu prokreasi. Setiap kejadian ( infeksi ) terutama radang panggul dapat menimbulkan perlekatan yang berat, sehingga dapat terjadi gangguan fungsi tuba falopi yaitu sebagai transportasi ovum, spermatozoa dan hasil konsepsi serta khsususnya ampula tuba falopi merupakan tempat terjadinya konsepsi.
Tertutupnya sebagian tuba falopi sehingga hasil konsepsi tersangkut dalam perjalanan dapat menimbulkan kehamilan ektopik. Terbatasnya kemampuan tuba falopi untuk berkembang dan menampung hasil konsepsi, melibatkan terjadinya kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik yang bernidasi pada kavum uteri dengan agak besar untuk berkembang dan membentuk pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahn hebat intrabdominal sampai dengan kematian. Pada gangguan yang sangat  berat sehingga tuba sama sekali tertutup maka habislah harapan perempuan untuk hamil.
Perkembangan untuk mengupayakan kehamilan :
Pada kasus fimosis fibriaetuba falopi, masih ada kemungkinan dilakukan tuboplasi sehingga terbuka kemungkinan untuk bias hamil dapat pula dilakukan replantasi tuba dengan bedah tuboplasi yang rumit dan hasilnya sulit diharapkan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah mencari penyebab utama pasangan infertilitas sehingga diperlukan pemeriksaan yang panjang yang dimulai dari suami dengan jumlah spermatozoa yang cukup kemudia pemeriksaan terhadap istri. Sebagian besar kerusakan terjadi akibat penyakit radang panggul dengan kerusakan tuba falopi sebagai penyebab utama dengan upaya tuboplasi KIA tidak berhasil bias dengan ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGY oleh karna itu infeksi alat reproduksi bagian bawah harus mendapatkan pengobatan yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kesembuhannya.
Sebagian besar penyakit ini berhubungan dengan penyakit hubungan seks, karna perilaku yang bebas tanpa batas atau melakukan aborsi secara illegal kurang aman dan bersih serta tanpa pengobatan yang adekuat.
Upaya promotif dan preventif kesehatan alat reproduksi khususnya pada remaja menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan infertilitas. Post abortus, post partum, dan penyakit hubungan seksual merupakan kunci utama sehingga pasangan infertilitas dapat ditekan sekecil mungkin. Perlu diingat  bahwa pemakain IUCD pada mereka yang belum mempunyai anak atau belum menikah sebaiknya dihindari karna besar kemungkinan ninfeksi asenden menahun yang berakhir dengan kerusakan alat genetalia interna khususnya tuba falopi.

Unsafe abortion
Di Indonesia diperkirakan sekitar 2-2,5 juta kasus kasus aborsi terjadi setiap tahun. Sebagian besar masih dilakukan secara sembunyi sehingga menimbulkan beberapa bentuk komplikasi ringan sampai meninggal dunia. Meskipun UU kesehatan no 23 tahun 1992 telah ada tapi masih sulit dapat memenuhi syaratnya. Pelaksanaan aborsi yang lebih liberal akan meningkatkan sumberdaya manusia karena setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan pada saat yang optimal. Akibat beratnya syarat yang harus dipenuhi dari UU kesehatan no 23 tahun 1992, masyarakat yang memerlukan terminasi kehamilan akhirnya mencari jalan pintas dengan meminta bantuan dukun dengan resiko tidak bersih dan tidak aman. Pertolongan terminasi kehamilan yang dilakukan secara illegal/tersembunyi dengan fasilitas terbatas, dan komplikasinya sangat besar dapat menimbulkan mortalitas yang tinggi.
Untuk memnuhi kebutuhan remaja dapat dilakukan upaya promotif dan preventif dengan memberikan pendidikan seksual yang sehat, termasuk menghindari kehamilan, termasuk menyediakan metode KB khusus untuk remaja, memberikan penjelasan tentang KB darurat dan menyediakan sarana terminasi kehamilan. Menyediakan sarana terminasi kehamilan dianggap menjungjung hak asasi manusia karna menentukan nasib kandungan merupakan hak asasi perempuan. Tempat yang memenuhi syarat terminasi kehamilan sesuai dengan UU kesehatan no 23 tahun 1992 hanya rumah sakit pemerintah sehingga pelaksanaan terminasi kehamilan berjalan bersih dan aman dengan tujuan fungsi kesehatan reproduski remaja dipertahankan.


Berat badan lahir rendah (BBLR)
istilah premature telah diganti menjadi berat badan lahir rendah oleh WHO sejak 1960, hal ini dikarenakan tidak semua bayi dengan berat <2500gram pada waktu lahir adalah bayi yang premature (Budjang RF,1999)
menurut syaifudin (2001) bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500gr.
Menurut DEPKES RI (1996) bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat lahir 2500gr atau kurang tanpa memperhatikan lamanya kehamilan ibunya.
BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan masa gestasi atau biasa disebut neonates kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK)
Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intaruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya ( Alatas dan Hasan,1995)
Diagnosis dan gejala klinik
Menurut Rustam, (1998) diagnosis dan gejalan klinis dibagi menjadi dua :
Sebelum bayi lahir :
Pada anamnesa sering dijumpai riwayat abortus, partus peramuturus dan lahir mati. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan masa kehamilan pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat lambat, sering dijumpai kehamilan oligohidramnion, hiperemesis gravidarum dan perdarahan antepartum.
Setelah bayi lahir :
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine, secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorang kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks caseosa sedikit ata tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat dan mudah diangkat.
Penanganan BBLR
1.      Mempertahankan suhu dengan ketat, BBLR mudah mengalami hipotermia oleh karna itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2.      Mencegah infeksi yang ketat dalam penangan BBLR harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karna sangat rentan.
3.      Pengawan nutrisi.ASI reflek menelan dengan BBLR belum sempurna oleh karna itu pemberian nutrisi harus diberikan dengan cermat.
4.      Penimbangan ketat berat badan harus dilakukan karan peningkatan berat badan merupakan salah satu kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat dengan daya tahan tubuh.

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DIKOMUNITAS
1.      Definisi
a.       Secara umum
Rangkaian kegiatan dilakukan secara sistematis terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan factor social ekonomi, dan budaya setempat.
b.      Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
2.      Strategi dasar pendekatan edukatif
a.       Mengembangkan provider
b.      Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan
Langkah-langkah pengembangan provider
a.       Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional/regional.
b.      Pendekatan terhadap pelaksana dari sector diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, member dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, dan musyawarah.
c.       Pengumpulan data oleh sector kecamatan
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas

Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan alternative, langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa surve mawas diri, perencanaan, pelaksaan dan penilain serta pemantapan dan pembinaan.

PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN MASYRAKAT
Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan yaitu :
1.      Specifict content approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang, contohnya : pengasapan pada kasus DBD
2.      General content objective approach
Yaitu pendekataan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu, contoh : posyandu meliputi KIA, Imunisasi, gizi KIE dsb.
3.      Proses objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkang sendiri sesuai kemampuan, contoh : Kader.

MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI YANG ADA DIMASYARAKAT
1.      Definisi
Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
2.      Langkah-langkah
a.       Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
b.      Tingkatkan mutu potensi yang ada
c.       Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d.      Tingkatkan kesejahteraan secara keseluruhan
3.      Prinsip-prinsip dalam mengembangkan masyarakat
a.       Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat
b.      Program disesuaikan oleh kemampuan masyarakat
c.       Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d.      Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
4.      Bentuk-bentuk program masyarakat
a.       Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui kordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral
b.      Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi atau departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c.       Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-usaha terbatas diwilayah tertentu dan program diesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
MDGs (Milenium Development Goals)
Singkatan dari Millennium Development Goals yang dalam bahasa Indonesia disebut tujuan pembangunan milenium. MDGs didasarkan pada consensus dan kemitraan global, sambil menekankan tanggung jawab Negara berkembang untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka sedangkan Negara maju berkewajiban mendukung upaya tersebut.
Terdapat 8 target MDGs :
  1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Tujuan : menurunkan proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari US$ 1/ hari antara 1990-2015
  1. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Tujuan : menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015, semua anak dimanapun, baik laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
3.      Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Tujuan : menghilangkan ketimpangan gender ditingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada 2005 dan disemua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
4.      Menurunkan angka kematian balita.
Tujuan : menurunkan angka kematian balita sebesar 2/3 nya antara tahun 1990-2015
5.      Meningkatkan kesehatan ibu
Tuuan : menurunkan AKI sebesar ¾ nya antara tahun 1990-2015
6.      Menerangi HIV atau aids, malaria dan penyakit menular lainnya.
Tujuan : mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus HIV/AIDS malaria dan penyakit menular lainnya.
7.      Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Tujuan : penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum bersih dan sanitasi dasasr hingga tahun 2015. Mencapai perbaikan nyata dalam kehidupan penduduk miskin diepemukiman kumuh, ditahun 2020
8.      Membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Tujuan : mengembangkan strategi dan system keuangan yang stabil dan terbuka, serta pembukaan lapangan pekerjaan bagi kaum muda. Menyediakan akses bagi obat-obatan dengan harga terjangkau dan mendorong pertukaran pengetahuan mengenai teknologi-teknologi baru.


Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info