MAKALAH KEBIDANAN KOMUNITAS
DISUSUN OLEH :
1.
ADRINA
DEA PRAMUDITA
2.
AJIRNII
QALIBUN
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII
KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Masalah kerusakan lingkungan hidup
manusia di bumi telah diketahui secara umum dan data memberikan dampak kerugian
bagi kesehatanibu dan bayi seingga dapat mengakibatkan kematian. Masalah
kebidanan komnuitas trdiri dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan
remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada
dikomunitas dan identifikasi pertolongan persalinan non kesehatan, PMS, serta
prilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.
Pada makalah ini juga menjelaskan
identifikasi masalah kebidanan komunitas yang ada di masyarakat dengan baik dan
benar. Hal ini sangat penting bagi bidan dalam memberikan pelayanan yang
komprehensipdan menyeluru dari semua arealapsan masyarakat sehingga kita dapat
mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan yang dilakukan komunitif
oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh positif dan mengurangi adanya
intervensi yang tidak perlu.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis masalah kebidanan komunitas.
2. Apa
saja strategi pelayanan kebidanan komunitas?
3. Apa
yang dimaksud dengan MDGs?
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH KEBIDANAN
DIKOMUNITAS
Identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan
remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada
dikomunitas.
Menurut McCharty dan Maine (1992)
dalam kerangka konsepnya mengemukakan bahwa peran determinan sebagai landasan
yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung dari
identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR dan
tingkat kesuburan yang ada dikomunitas. Factor determinan tersebut adalah :
1. Determinan
proksi/dekat/outcome
a. Kejadian kehamilan
b. Komplikasi
kehamilan dan persalinan (perdarahn, infeksi, eklamsi, partus macet, rupture
uteri)
c. Kematian,
kecacatan
2. Determinan
antara/intermediate determinan
a. Status
kesehatan (gizi, infeksi, penyakit kronik, riwayat komplikasi)
b. Status
reproduksi (umur partus, status perkawinan)
c. Akses
teradap pelayanan kesehatan(lokasi pelayanan kesehatan KB, ANC, pelayanan
obstetric, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan, akses informasi pelayanan
kesehatan.
d. Prilaku
sehat ( penggunaan KB, pemeriksaan ANC dan penolong persalinan)
e. Factor-faktor
yang idak diketahui/tidak terduga
3. Determinan
konstektual/jauh/distant determinan
a. Status
wanita dalam keluarga dan masyarakat(pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
keberdayaan)
b. Status
keluarga dan masyarakat(penghasilan, kepemilikan, pendidikan,dan pekerjaan
anggota rumah tangga)
c. Status
masyarakat (kesejahteraan, sumberdaya seperti dokter, klinik)
KEMATIAN
MATERNAL DAN PERINATAL
Sejak permulaan kehamilan pertama manusia, mereka yang
menjuruskan diri pada keterampilan untuk menolong persalinan telah mulai
dirintis. Di Indonesia dikenal dengan istilah dukun beranak. Salah bentuk
kepedulian dunia melalui WHO dan UNICEF 1978 melaksanakan pertemuan yang
berkaitan dengan tingginya angka kematian ibu diseluruh dunia mencanangkan
“primary health care and health for all by the years 2000”. Diperkirakan
terjadi kematian sekitar 560.000-585.000 orang setiap tahunnya denagn tekanan
terbesar di Negara berkembang. Disamping itu dapat pula di audit bahwa sebagian
besar kematian maternal masih dapat dihindari bila pertolongan pertama dapat
dilakukan dengan memuaskan, dan juga dikemukakan bahwa kematian maternal merupakanmasalah
yang kompleks karena berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab langsung.
Obstetric social merupakan arahnya pada upaya promotif
dan preventif dalam bidang obstetric sehingga lebih mengkhususkan pada upaya
meniadakan sebanyak mungkin penyebab kematian antara dan penyebab kematian
langsung.
Penyebab kematian
antara lain yaitu :
a. Kesanggupan
dalam memberikan pelayanan gawat darurat
b. Keadaan
gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status social ekonomi.
c. Kebodohan
dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada pelayanan tradisional.
d. Penerimaan
gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dappat menurunkan AKI AKP.
e. Masalah
perilaku seksual terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga mencari
jalan pintas terminasi unadekuat.
Penyebab
kematian tidak langsung yaitu :
a. Rendahnya
status perempuan Indonesia secara umum
b. Pekerjaan
yang berat sekalipun sedang hamil tua karenaharus ikut serta menunjang
kebutuhan social ekonomi keluarga.
c. Budaya
komunal sehingga saat yang kritis masih memerlukan persetujuan kepala keluarga,
kepala desa, mereka yang disegani, sehingga terlambat untuk mengambil
keputusan.
d. Perhatian
dan kemauan politik penguasa dalam menentukan skala prioritas pelayanan
kesehatan. Penyebab kematian perinatal sebagian besar berkaitan dengan kematian
maternal diantaranya trias kematian perinatal, yaitu trauma persalinan, infeksi
dan perdarahan, asfiksia saat persalinan, persalinan prematuritas. Tingginya angka
kematian perinatal dianggap tolak ukur kemampuan melakukan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan menyeluruh.
Upaya
untuk dapat menurunkan AKI dan AKP adalah :
a. Mendekatkan
pelayanan ditengah masyarakat dengan meneptakan bidan di desa
b. Meningkatkan
penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang serta diikuti komplikasi yang
makin menurun.
c. Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat umumnya.
d. Menyebarkan
keberadaan ahli obgin yang berorientasi pada aspekk sosialnya.
e. Meningkatkan
upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan kesehatan dalam keadaan
masi optimal.
Kehamilan remaja
Arus
informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin
menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya
meningkatkan kehamilan yang belum dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan
seksual.
Dampak
kehamilan remaja :
a. Factor
psilkologi yang belum matang
b. Alat
reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan
berbagai bentuk komplikasi
c. Remaja
berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah sementara atau
seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya
d. Perasaan
tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan
masyarakat.
e. Tersisih
dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri
f. Mungkin
kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman keras.
Factor
fisik :
a. Mungkin
kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya
b. Kehamilannya
dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra
yang lebih lengkap.
c. Tumbuh
kembang janin dalam rahim yang belum matang dapat menimbulkan abortus,
persalinan premature, dapat terjadi komplikasi penyakit yang sudah lama
dideritanya.
d. Saat
persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif
e. Outcome,
janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah
f. Kematian
maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan
usia reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.
Fungsi
seksual yaitu untuk proreaksi (mendapatkan keturunan), rekreasi (untuk
dinikmati), untuk relasi (hubungan kekeluargaan) dan bersifat insstitusi
(kewajiban suami untuk istrinya ).
Hubungan
seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu kedokteran yaitu
ilmu andrologi,seksologi, penyakit kelamin dan kulit, kebidanan dan kandungan.
Mungkin
terjadi pelacuran terselubung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi remaja
yang disebabkan oleh makin menariknya berbagai bentuk produksi kosmetika,
pakaian dan lainnya.
Langkah-langkah
untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah sebagai berikut :
Sebelum terjadi
kehamilan
a. Menjaga
kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang bersih dan
aman.
b. Menghindari
multipartner (umumnya sulit dihindari )
c. Mempergunakan
KB , diantaranya kondom, pil dan suntikan sehingga terhindar dari kehamilan
yang tidak diinginkan
d. Memberikan
pendidikan seksual sejak dini
e. Meningkatkan
iman dan taqwa kepada tuhan YME sesuai ajaran agama masing-masing
f. Segera
setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi haidh atau
misoprostol dan lainnya.
Setelah terjadi
kehamilan
Setelah
terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena secara fisik
hasil konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan sebagai berikut :
a. Hasil
konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapatkan perlindungan
b. Hasil
konsepsi dan nidasi merupakan zygot yang
mempunyai potensi untuk hidup.
c. Hasil
konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung
d. Hasil
konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat, karena potensinya untuk
tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan oleh setiap keluarga.
Berdasarkan
pertimbangan tersebut diatas maka langkah yang dapat diambil antara lain :
a. Membiarkan
tubuh kembang sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang jelas dan selanjutnya
menjadi tanggung jawab Negara. Berdasarkan hak Negara biaya dapat dialihkan
haknya kepada orang lain. Mereka dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai
keluarga yang sah.
b. Dilingkungan
Negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan
memeliharanya sebagai anak yang lazim.
c. Dapat
dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga keselamatan
remaja dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan yang moral sebagaimana
mestinya. Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur kandung secara legal
yaitu No. 23 tahun 1992.
d. Persoalan
selanjutnya adalah menghindari kehamilan kehamilan yang berulang dengan
meningkatnya budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat , bila hal
tersebut tidak mungkin dilakukan maka gunakan KB dengan resiko yang paling
ringan.
Tingkat
kesuburan
Perubahan
perilaku seksual remaja menuju liberalisasi tanpa ada batas akan makin
meningkatkan kejadian penyakit hubungan seks. Penyakit hubungan seks tanpa
pengobatan yang memuaskan dapat menimbulkan infeksi radang
panggultanpapengobatan adekuat dapat berlangsung akut dan besar kemungkinan memerlukan tindakan radikal untuk
mengangkat sumber infeksinya. Sebagian berlangsung secara menahun dengan
menimbulkan kerusakan fungsi utamanya yaitu prokreasi. Setiap kejadian (
infeksi ) terutama radang panggul dapat menimbulkan perlekatan yang berat,
sehingga dapat terjadi gangguan fungsi tuba falopi yaitu sebagai transportasi
ovum, spermatozoa dan hasil konsepsi serta khsususnya ampula tuba falopi
merupakan tempat terjadinya konsepsi.
Tertutupnya
sebagian tuba falopi sehingga hasil konsepsi tersangkut dalam perjalanan dapat
menimbulkan kehamilan ektopik. Terbatasnya kemampuan tuba falopi untuk
berkembang dan menampung hasil konsepsi, melibatkan terjadinya kehamilan
ektopik. Kehamilan ektopik yang bernidasi pada kavum uteri dengan agak besar
untuk berkembang dan membentuk pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahn hebat
intrabdominal sampai dengan kematian. Pada gangguan yang sangat berat sehingga tuba sama sekali tertutup maka
habislah harapan perempuan untuk hamil.
Perkembangan untuk
mengupayakan kehamilan :
Pada
kasus fimosis fibriaetuba falopi, masih ada kemungkinan dilakukan tuboplasi
sehingga terbuka kemungkinan untuk bias hamil dapat pula dilakukan replantasi
tuba dengan bedah tuboplasi yang rumit dan hasilnya sulit diharapkan.
Upaya
yang dapat dilakukan adalah mencari penyebab utama pasangan infertilitas
sehingga diperlukan pemeriksaan yang panjang yang dimulai dari suami dengan
jumlah spermatozoa yang cukup kemudia pemeriksaan terhadap istri. Sebagian
besar kerusakan terjadi akibat penyakit radang panggul dengan kerusakan tuba
falopi sebagai penyebab utama dengan upaya tuboplasi KIA tidak berhasil bias
dengan ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGY oleh karna itu infeksi alat reproduksi
bagian bawah harus mendapatkan pengobatan yang adekuat dan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kesembuhannya.
Sebagian
besar penyakit ini berhubungan dengan penyakit hubungan seks, karna perilaku yang
bebas tanpa batas atau melakukan aborsi secara illegal kurang aman dan bersih
serta tanpa pengobatan yang adekuat.
Upaya
promotif dan preventif kesehatan alat reproduksi khususnya pada remaja menjadi
sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan infertilitas. Post abortus,
post partum, dan penyakit hubungan seksual merupakan kunci utama sehingga
pasangan infertilitas dapat ditekan sekecil mungkin. Perlu diingat bahwa pemakain IUCD pada mereka yang belum
mempunyai anak atau belum menikah sebaiknya dihindari karna besar kemungkinan
ninfeksi asenden menahun yang berakhir dengan kerusakan alat genetalia interna
khususnya tuba falopi.
Unsafe abortion
Di
Indonesia diperkirakan sekitar 2-2,5 juta kasus kasus aborsi terjadi setiap
tahun. Sebagian besar masih dilakukan secara sembunyi sehingga menimbulkan
beberapa bentuk komplikasi ringan sampai meninggal dunia. Meskipun UU kesehatan
no 23 tahun 1992 telah ada tapi masih sulit dapat memenuhi syaratnya.
Pelaksanaan aborsi yang lebih liberal akan meningkatkan sumberdaya manusia
karena setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan pada saat yang optimal.
Akibat beratnya syarat yang harus dipenuhi dari UU kesehatan no 23 tahun 1992,
masyarakat yang memerlukan terminasi kehamilan akhirnya mencari jalan pintas
dengan meminta bantuan dukun dengan resiko tidak bersih dan tidak aman.
Pertolongan terminasi kehamilan yang dilakukan secara illegal/tersembunyi
dengan fasilitas terbatas, dan komplikasinya sangat besar dapat menimbulkan
mortalitas yang tinggi.
Untuk
memnuhi kebutuhan remaja dapat dilakukan upaya promotif dan preventif dengan
memberikan pendidikan seksual yang sehat, termasuk menghindari kehamilan,
termasuk menyediakan metode KB khusus untuk remaja, memberikan penjelasan
tentang KB darurat dan menyediakan sarana terminasi kehamilan. Menyediakan
sarana terminasi kehamilan dianggap menjungjung hak asasi manusia karna
menentukan nasib kandungan merupakan hak asasi perempuan. Tempat yang memenuhi
syarat terminasi kehamilan sesuai dengan UU kesehatan no 23 tahun 1992 hanya
rumah sakit pemerintah sehingga pelaksanaan terminasi kehamilan berjalan bersih
dan aman dengan tujuan fungsi kesehatan reproduski remaja dipertahankan.
Berat badan lahir
rendah (BBLR)
istilah
premature telah diganti menjadi berat badan lahir rendah oleh WHO sejak 1960,
hal ini dikarenakan tidak semua bayi dengan berat <2500gram pada waktu lahir
adalah bayi yang premature (Budjang RF,1999)
menurut
syaifudin (2001) bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500gr.
Menurut
DEPKES RI (1996) bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat
lahir 2500gr atau kurang tanpa memperhatikan lamanya kehamilan ibunya.
BBLR
dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
Prematuritas murni
Masa
gestasinya kurang dari 37minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan
masa gestasi atau biasa disebut neonates kurang bulan sesuai masa kehamilan
(NKB-SMK)
Dismaturitas
Bayi
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi
itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intaruterin dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa kehamilannya ( Alatas dan Hasan,1995)
Diagnosis
dan gejala klinik
Menurut
Rustam, (1998) diagnosis dan gejalan klinis dibagi menjadi dua :
Sebelum
bayi lahir :
Pada
anamnesa sering dijumpai riwayat abortus, partus peramuturus dan lahir mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan masa kehamilan pergerakan janin yang
pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat lambat, sering
dijumpai kehamilan oligohidramnion, hiperemesis gravidarum dan perdarahan
antepartum.
Setelah
bayi lahir :
Bayi
dengan retardasi pertumbuhan intrauterine, secara klasik tampak seperti bayi
yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorang kepala keras, gerakan
bayi terbatas, verniks caseosa sedikit ata tidak ada, kulit tipis,
berlipat-lipat dan mudah diangkat.
Penanganan BBLR
1. Mempertahankan
suhu dengan ketat, BBLR mudah mengalami hipotermia oleh karna itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah
infeksi yang ketat dalam penangan BBLR harus memperhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi karna sangat rentan.
3. Pengawan
nutrisi.ASI reflek menelan dengan BBLR belum sempurna oleh karna itu pemberian
nutrisi harus diberikan dengan cermat.
4. Penimbangan
ketat berat badan harus dilakukan karan peningkatan berat badan merupakan salah
satu kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat dengan daya tahan tubuh.
STRATEGI PELAYANAN
KEBIDANAN DIKOMUNITAS
1. Definisi
a. Secara
umum
Rangkaian
kegiatan dilakukan secara sistematis terencana dan terarah dengan partisipasi
aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan
masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan factor social
ekonomi, dan budaya setempat.
b. Secara
khusus
Merupakan model
dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah
tersebut.
2. Strategi
dasar pendekatan edukatif
a. Mengembangkan
provider
b. Perlu
adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang
ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan
Langkah-langkah pengembangan provider
a. Pendekatan
terhadap pemuka atau pejabat masyarakat
Bertujuan untuk
mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional/regional.
b. Pendekatan
terhadap pelaksana dari sector diberbagai tingkat administrasi sampai dengan
tingkat desa
Tujuan yang akan
dicapai adalah adanya kesepahaman, member dukungan dan merumuskan kebijakan
serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, dan
musyawarah.
c. Pengumpulan
data oleh sector kecamatan
Merupakan pengenalan
situasi dan masalah menurut pandangan petugas
Pengembangan masyarakat
Pengembangan
masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi
masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merencanakan
alternative, langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa surve mawas diri,
perencanaan, pelaksaan dan penilain serta pemantapan dan pembinaan.
PELAYANAN YANG
BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN MASYRAKAT
Terdiri
dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri
dari 3 jenis pendekatan yaitu :
1. Specifict
content approach
Yaitu
pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal
program kepada instansi yang berwenang, contohnya : pengasapan pada kasus DBD
2. General
content objective approach
Yaitu
pendekataan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan
dalam wadah tertentu, contoh : posyandu meliputi KIA, Imunisasi, gizi KIE dsb.
3. Proses
objective approach
Yaitu
pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat
sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkang sendiri sesuai kemampuan,
contoh : Kader.
MENGGUNAKAN ATAU
MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI YANG ADA DIMASYARAKAT
1. Definisi
Usaha
membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat membantu menumbuhkan
kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
2. Langkah-langkah
a. Ciptakan
kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
b. Tingkatkan
mutu potensi yang ada
c. Usahakan
kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan
kesejahteraan secara keseluruhan
3. Prinsip-prinsip
dalam mengembangkan masyarakat
a. Program
ditentukan oleh atau bersama masyarakat
b. Program
disesuaikan oleh kemampuan masyarakat
c. Dalam
pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari
satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d. Petugas
harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk
mempercepat proses.
4. Bentuk-bentuk
program masyarakat
a. Program
intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui kordinasi dengan dinas
terkait/kerjasama lintas sektoral
b. Program
adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi
atau departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan
kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c. Program
proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-usaha terbatas
diwilayah tertentu dan program diesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
MDGs (Milenium
Development Goals)
Singkatan dari Millennium Development Goals yang dalam
bahasa Indonesia disebut tujuan pembangunan milenium.
MDGs didasarkan pada consensus dan kemitraan global, sambil menekankan tanggung
jawab Negara berkembang untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka sedangkan
Negara maju berkewajiban mendukung upaya tersebut.
Terdapat 8 target MDGs :
- Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan
Tujuan : menurunkan proporsi penduduk dengan tingkat
pendapatan kurang dari US$ 1/ hari antara 1990-2015
- Mencapai
pendidikan dasar untuk semua
Tujuan : menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015,
semua anak dimanapun, baik laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan
pendidikan dasar.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Tujuan
: menghilangkan ketimpangan gender ditingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada
2005 dan disemua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
4. Menurunkan angka kematian balita.
Tujuan
: menurunkan angka kematian balita sebesar 2/3 nya antara tahun 1990-2015
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Tuuan
: menurunkan AKI sebesar ¾ nya antara tahun 1990-2015
6. Menerangi HIV atau aids, malaria dan penyakit menular
lainnya.
Tujuan
: mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus HIV/AIDS malaria dan
penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Tujuan
: penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air
minum bersih dan sanitasi dasasr hingga tahun 2015. Mencapai perbaikan nyata
dalam kehidupan penduduk miskin diepemukiman kumuh, ditahun 2020
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Tujuan
: mengembangkan strategi dan system keuangan yang stabil dan terbuka, serta
pembukaan lapangan pekerjaan bagi kaum muda. Menyediakan akses bagi obat-obatan
dengan harga terjangkau dan mendorong pertukaran pengetahuan mengenai
teknologi-teknologi baru.