Beberapa pemeriksaan Tanda
vital yang sering digunakan dan relatif lebih mudah dikerjakan, seperti
pemeriksaan
A. SUHU TUBUH
Suhu tubuh merupakan hasil
keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke
lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :
a. Metabolisme dari makanan (
Basal Metabolic Rate )
b. Olahraga
c. Shivering atau kontraksi otot
skelet
d. Peningkatan
produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
e. Proses penyakit infeksi
f. Termogenesis kimiawi (
rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan
langsung simpatetik )
Sedangkan hilangnya panas tubuh
terjadi melalui beberapa proses yaitu :
1. Radiasi adalah pemindahan panas dari
satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri
didepan lemari es yang terbuka
2. Konduksi adalah pemindahan panas dari
satu benda ke benda lainnya melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung
dengan es
3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul
akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan
akan menjadi hangat
4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang
terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari
kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh
Suhu tubuh terjaga konstan
meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya
proses pengaturan suhu melalui negatif feedback sistim ( mekanisme umpan balik ).
Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh
diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan
disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari
normal ( 1.4 F ).
Faktor-
faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu
antara lain :
1. Umur
Bayi
yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu
harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak-
anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.
UMUR
|
SUHU ( Celcius )
|
SUHU (Fahrenheit )
|
Bayi baru lahir
|
36,1 – 37,7
|
97 – 100
|
2 tahun
|
37,2
|
98,9
|
12 tahun
|
37
|
98,6
|
Dewasa
|
36
|
96,8
|
2. Aktifitas tubuh
Aktifitas
otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari jam
04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 –
20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F
).
3. Jenis Kelamin
Wanita
lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini
disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya
progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 – 0.5 C
(0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic
Rate
4. Perubahan emosi
Emosi
yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme
meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
5. Perubahan Cuaca
Perubahan
cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi, konduksi,
sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh
6. Makanan, minuman, rokok, dan
lavemen
Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral,
misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk
itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum atau
merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit melakukan lavemen
/ enema.
a. Alat
Pengukur Suhu Tubuh
Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
kaca (glass thermometers). Skala yang sering digunakan adalah termometer skala
Celcius ( Centigrade) yang mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat
Celcius dan titik didih 100 derajat Celcius. Ada pula digital thermometer yang
mempunyai kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaan hanya beberapa detik , banyak
dipakai pada kondisi kegawatan.
b. Pengukuran
Suhu Tubuh
Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus(rectal),
ketiak (axilla) dan
telinga ( auricular ) . Masing- masing tempat
mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7
F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari
pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan
suhu aksila.
Pemeriksaan Suhu Aksila dengan
Termometer Air Raksa
Pengukuran suhu aksila dianggap
paling mudah dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :
1. Anak
2. Pasien dengan radang mulut
3. Pasien yang bernapas dengan
mulut atau menggunakan alat bantu napas
Persiapan pemeriksaan suhu :
1). persiapan peralatan
1. Cucilah tangan
2. Siapkan soft tissue atau lap
bersih
3. Siapkan buku pencatat suhu dan
alat tulis
4. Sebuah handuk bersih untuk
membersihkan keringat pasien
2). Persiapan pasien
1. Jagalah privasi pasien dengan
tirai atau pintu tertutup.
2. Jelaskan
kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan suhu aksila
3. Lepaskan baju pasien dan bagian
lain ditutup dengan selimut.
3). Cara pemeriksaan
1. Pegang termometer pada bagian
ujung yang tumpul.
2. Bersihkan dengan soft tissue
atau cucilah dalam air dingin bila disimpan dalam desinfektan serta bersihkan
dengan lap bersih
3. Peganglah ujung termometer yang
tumpul dengan ibu jari dan jari kedua, turunkan tingkat air raksa sampai angka
35 derajat celsius
4. Bukalah lengan pasien.
5. Bersihkan
keringat pasien dengan handuk yang kering/ tissue
6. tempelkan
termometer ke ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien keatas
dada, sedangkan pada anak pegang tangannya dengan lembut.
7. Biarkan selama 5-10 menit untuk
hasil yang baik.
8. Angkat
termometer dan bersihkan dengan soft tissue/ lap bersih dengan gerak rotasi.
9. Bacalah
tingkat air raksa sejajar dengan mata pemeriksa.
10. Turunkan
tingkat air raksa <>0C.
11. Kembalikan termometer ke tempat
penyimpanan.
12. Cuci tangan.
13. Informasikan ke pasien dan
catat hasil pemeriksaan pada buku.
B. DENYUT NADI
Denyut nadi (pulse) adalah
getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel
kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri,
terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi
yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea,
dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu
:
1. Arteri
radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih
mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan
sering dipakai secara rutin
2. Arteri
Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau
medial di lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan
darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri
Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana
terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot
sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan
untuk memantau sirkulasi darah ke otak
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung
dari banyak faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
· Normal : 60 – 100 x / menit,
· Bradikardi : <>
· Takhikardi : > 100. x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit
b. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit
c. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit
d. usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit
e. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit
Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri
diklasifikasikan :
I. Tidak teraba denyut : 0
II. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
III. Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak
mudah hilang : +2
IV. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan
memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah hilang : + 3
1. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADI
Pemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan
adalah sebagai berikut :
A. Pemeriksaan frekuensi denyut arteri
radialis
1) Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum
detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2) Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang
akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3) Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. minta pasien untuk menyingsingkan baju yang
menutupi lengan bawah
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha
dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan
menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk
radial pada pergelangan tangan
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang
teratur
6. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil
pemeriksaan pada buku.
B. Pemeriksaan frekuensi denyut arteri
brakialis
1) Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum
detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2) Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang
akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman
3) Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang
menutupi lengan atas
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha
dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap
atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada fossa kubiti (lekuk antara otot
bisep dan trisep diatas siku)
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama
yang teratur
6. Hitung jumlah denyut selama satu menit
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil
pemeriksaan pada buku
C. Pemeriksaan frekwensi denyut arteri
karotis
1) Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum
detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2) Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien tentang perlunya
pemeriksaan ini.
2. Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin
3) Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih
2. minta pasien melepaskan baju sehingga bagian
leher terlihat jelas
3. pasien duduk dengan posisi tangan
diistirahatkan diatas paha
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut
arteri karotis
5. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada
sisi arah yang berlawanan dengan yang akan diperiksa
6. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan
terlalu keras untuk menghindari rangsangan sinus karotid
7. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk
palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus bagian medial
8. Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik
atau menghembuskan napas
9. Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur
waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan 2. Bila irama tidak teratur
hitung selama 1 menit.
C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah
diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan
jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebuttekanan
diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse
pressure.Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam
millimeter air raksa (mm hg).
Hindari penempatan manset pada lengan yang
terpasang infus, terpasang shunt arterivena, graft, operasi payudara, ketiak
serta pengangkatan limfe, lengan/ tangan yang mengalami fistula, trauma dan tertutup
gip atau balutan keras.
1) Persiapan alat
1. sphygmomanometer air raksa lengkap dengan
manset.
2. stetoscope
3. antiseptik
2) Persiapan pasien
1. Jelaskan kepada pasien tentang perlunya
pemeriksaan tekanan darah
2. Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset
yang bila dipompa akan menekan, sehingga terasa tidak enak/ kesemutan .
3) Cara pemeriksaan
1. pemeriksa mencuci tangan
2. mintalah pasien untuk membuka bagian lengan
atas yang akan diperiksa, sehingga tidak ada penekanan pada a. brachialis.
3. posisi pasien bisa berbaring, setengah duduk
atau duduk yang nyaman dengan lengan bagian volar diatas.
4. Gunakan manset yang sesuai dengan ukuran
lengan pasien
5. pasanglah manset melingkar pada lengan tempat
pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa
kubiti dan bagian balon karet yg menekan tepat diatas arteri brachialis.
6. pastikan pipa karet tidak terlipat atau
terjepit manset.
7. Istirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum
pengukuran. Dan pastikan pasien merasa santai dan nyaman.
8. hubungkan manset dengan sphymomanometer air
raksa , posisi tegak dan level air raksa setinggi jantung.
9. raba denyut a. brachialis pada fossa kubiti
dan a. radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah ( untuk memastikan tidak
ada penekanan )
10. pastikan mata pemeriksa harus sejajar dengan
permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil pengukuran tepat )
11. tutup katup pengontrol pada pompa manset
12. pastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga
pemeriksa, raba denyut a. brachialis
13. pompa manset sampai denyut a brachialis tak
teraba lagi
14. kemudian pompa lagi sampai 20 – 30 mm Hg (
jangan lebih tinggi, sebab akan menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit
akan meningkatkan tensi )
15. letakkan kepala stetoskop diatas a brachialis
16. Lepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan
sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mm Hg per detik atau 1 skala
perdetik
17. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar
detakan pertama arteri brachialis ( Korotkoff I ) è ini adalah tekanan sistolik
18. pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi
perubahan suara yang tiba-tiba melemah ( Korotkoff IV ) è tekanan diastolik
19. lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan
manset dari lengan pasien.
20. Bersihkan earpiece dan diafragma stestokop
dengan disinfektan
21. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik
22. informasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan
Catat pada kartu status
Tabel tekanan darah
No
|
USIA
|
Tekanan
Sistole (mm Hg )
|
Tekanan
Diastole (mm Hg )
|
1
2
3
4
5
|
Bayi
Anak 7 - <>
Ø 10 - <>
Laki- laki
Perempuan
Usia tengah
Usia lanjut
|
65 – 115
87 – 117
124 – 136
124 – 127
120
140 – 160
|
42 – 80
48 – 64
77 – 84
63 – 74
80
80 – 90
|
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat
dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara
yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu
mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka
volume udara akan mengecil.
INSPIRASI
|
EKSPIRASI
|
|
Diafragma
|
Kontraksi ( tampak datar )
|
Relaksasi ( melengkung keatas
)
|
Tulang iga ( costae )
|
bergerak keatas & keluar
|
bergerak kebawah & kedalam
|
Tulang dada
|
Bergerak keluar
|
Bergerak kedalam
|
Rongga dada
|
membesar
|
mengecil
|
Paru-paru
|
mengembang
|
mengempis
|
Frekuensi napas normal
tergantung umur :
· Usia baru lahir sekitar 35 –
50 x/menit
· Usia <>
· usia 2-12 tahun 18 – 26
x/menit
· dewasa 16 – 20 x/menit.
· Takhipnea :Bila pada dewasa
pernapasan lebih dari 24 x/menit
· Bradipnea : Bila kurang dari
10 x/menit disebut
· Apnea : Bila tidak bernapas .
1).
Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam,
stopwatch)
2. Buku pencatat
3. Alat pencatat (pensil, pena)
2).
Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya
pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring,
kecuali dalam kondisi tertentu.
3). Cara pemeriksaan
1. tempatkan satu telapak tangan
pasien diatas dada
2. Rasakan gerakan napas dengan
memegang tangan pasien atau dengan melihat gerakan dada/ tangan yang naik
turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas
3. Hitung frekuensi napas selama
satu menit
4. informasikan hasil pemeriksaan
dan catat pada status
E. PEMERIKSAAN
BERAT BADAN
1).
Persiapan alat
1. timbangan badan
2. alat pencatat
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan yang akan
dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan timbangan badan berfungsi baik dan
stel penunjuk pada titik nol.
2. pastikan tidak ada beban ditubuh pasien
yang mempengaruhi penimbangan.
3. pasien diminta naik keatas timbangan atau
bila bayi baringkan diatasnya.
4. perhatikan angka tempat penunjuk berhenti
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien
dan catat pada status
F. PEMERIKSAAN
TINGGI BADAN
1). Persiapan alat
1. meteran pengukur tinggi badan
2. penggaris atau sejenis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan proses dan pentingnya pemeriksaan
yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan meteran pengukur berfungsi baik ( tergantung
macam )
2. minta pasien berdiri tegak sejajar pengukur
3. pemeriksan menggunakan penggaris atau
sejenis menaruh di ubun-ubun pasien sejajar dengan tempat pijakan
4. perhatikan angka yang ditunjuk oleh
penggaris ( centimeter / inchi )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien
dan catat pada status.
E. PEMERIKSAAN
ELASTISITAS KULIT
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan
keadaan keseimbangan cairan tubuh .secara sederhana dengan melakukan
pemeriksaan turgor kulit .dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
1).
Persiapan alat
1. stop watch
2. tissue
2).
Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya
pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring,
atau duduk.
2) cara pemeriksaan
1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang
akan diperiksa terbuka
2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan
tissue
3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk
pada kulit,
4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang
diperlukan kulit untuk kembali seperti semula ( dalam detik ).
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien
dan catat pada status
0 komentar:
Posting Komentar