MAKALAH
KDK II
SKOLIOSIS
DISUSUN
OLEH :
1.
Adrina Dea Pramudita
2.
Ajirnii Qalibun
3.
Amelia Imara
4.
Ana Nur Sarfina
5.
Ana Purnama
6.
Andini Oktovani Saputri
TINGKAT 1 NON REGULER 2
POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN
TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN
AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skoliosis
berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi
patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumnavertikal
dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang
belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan
rotasional.Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas
tripanal dengan komponen lateral,anterior posterior dan rotasional.Skoliosis
dapat dibagi atas dua yaitu skoliosis struktural dan non structural (postural).
Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi
terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek,
atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau
dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.
Pada
skoliosis structural terdapat deformitas yang tidak dapat diperbaiki pada
segmen tulang belakang yangterkena. Komponen penting dari deformitas itu adalah
rotasi vertebra; processuss pinosus memutar kearah konkavitas kurva.Skoliosis
structural dapat dibagi menjadi tiga kategori utama : kongenital,neuromuskular,
dan skoliosisidiopatik. Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik,Skoliosis
idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3
per 100 anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30
derajatyaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis
idiopatik infantil bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di
Eropa daripada AmerikaUtara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.
12.Tujuan
Adapun tujuan penyusunan :
a. Menjelaskan tentang
skoliosis
b.Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun makalah
pada khususnya dan pembaca pada
umumnya
c.Meningkatkan keingintahuan tentang
ilmu-ilmu yang bersangkutan
d.Memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sistem Muskuloskeletal II
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan
membahas khusus mengenai skoliosis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
a. Skoliosis adalah
kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi
pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
b. Skolisis merupakan penyakit tulang
belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya
merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah
belakang.Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita
meningkat menjadi dewasa
(Mion,Rosmawati, 2007).
c. Skoliosis adalah suatu kelainan
bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke
arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat
sederhana.
d. Skoliosis adalah melengkungnya
vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral.
B.
ETIOLOGI
Skoliosis dibagi dalam dua jenis
yaitu non struktural dan structural.
1.
Skoliosis
non struktural disebabkan oleh :
a.
Tabiat
yang tidak baik seperti membawa tas yang berat pada sebelah bahu saja (menyebabkan sebelah bahu menjadi tinggi),
postur badan yang tidak bagus (seperti selalu membongkok atau badan
tidak seimbang).
b.
Kaki
tidak sama panjang.
c.
Kesakitan,
contohnya disebabkan masalah sakit yang dirasakan di belakangdan sisi luar
paha, betis dan kaki akibat kemerosotan atau kerusakan cakera di antara tulang
vertebra dan menekan saraf.
2. Skoliosis struktural disebabkan oleh
pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal. Ciri - ciri fisiknya adalah
sebagai berikut :
a. Bahu tidak sama tinggi.
b. Garis pinggang tidak sama tinggi.
c. Badan belakang menjadi bongkok
sebelah.
d. Payudara besar sebelah.
e. Sebelah pinggul lebih tinggi.
f. Badan kiri dan kanan menjadi tidak
simetri. Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau
kelemahan otot ataukelumpuhan akibat penyakit berikut :Cerebral palsy,
3.Distrofi otot, Polio, Osteoporosis juvenile3. Idiopatik,
penyebabnya tidak diketahui.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang ditimbulkan berupa:
1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah
samping
2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3. Nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri
lama
5.
Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan.
D. KLASIFIKASI
Skoliosis
dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural.
1. Skoliosis strukturalSkoliosis tipe
ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi dari
tulang punggung. Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra,
processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva. Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
a. Skosiliosis Idiopatik. adalah
bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan menjadi 3:
1) Infantile : dari lahir-3 tahun.
2) Anak-anak : 3 tahun ± 10 tahun
3) Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun (
usia yangpaling umum )
b.
Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu
atau lebih badan vertebra.
c. Skoliosis Neuromuskuler, anak
yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina
bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas.
d. Skoliosis nonstruktural (
Postural ) Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk
semula),dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung..Pada skoliosis
postural,deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa
keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan
pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi
maka kurva tersebut menghilang.
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari
scoliosis :
a. Functional: Pada tipe scoliosis ini,
spine adalah normal, namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu
persoalan ditempat lain di dalam tubuh.
Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang
lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.
b. Neuromuscular: Pada tipe scoliosis
ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang dari spine terbentuk. Baik
tulang-tulang dari spine gagal untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka
gagal untuk berpisah satu darilainnya.
c. Degenerative: Tidak seperti
bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada anak-anak dan
remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih
tua.
d. Lain-Lain: Ada penyebab-penyebab
potensial lain dari scoliosis, termasuk tumor-tumor spine seperti osteoid
osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada spine dan menyebabkan
nyeri/sakit.Nyeri menyebabkan orang-orang untuk bersandar pada sisi yang
berlawanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada
tumor.Ini dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.
E.
KOMPLIKASI
Walaupun skoliosis tidak
mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa
perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai
komplikasi seperti :
1.
Kerusakan
paru-paru dan jantung.Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok
melebihi 60 derajat. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan
penderita sukar bernafas dan cepat capai. Justru, jantung juga akan
mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah
mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia
2. Sakit tulang belakang.Semua
penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah
sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan mengidap
masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah
apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
F.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan fisik penderita
biasanya diminta untuk membungkuk kedepan sehingga pemeriksa dapat menentukan
kelengkungan yang terjadi.Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk
menilai kekuatan, sensasi ataurefleks.
1. Skoliometer adalah sebuah alat untuk
mengukur sudut kurvaturai.
2. Rontgen tulang belakangFoto polos :
Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadaptulang belakang dan
krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilaiderajat kurva dengan metode
Cobb dan menilai maturitas skeletal denganmetode Risser.
Derajat Risser adalah sebagai
berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi,
grade 1 : penulangan mencapai 25%,
grade 2 : penulangan mencapai
26-50%,
grade 3 : penulangan mencapai
51-75%,
grade 4 : penulangan mencapai 76%
grade 5 : menunjukkan fusi tulang
yang komplit.
3. MRI ( jika di temukan kelainan saraf
atau kelainan pada rontgen )
BAB IV
K ESIMPULAN
Skoliosis adalah kelengkungan
tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen
servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Penyebab umum dari
skoliosis meliputi kongenital,neuromuskuler dan idiopatik, Skoliosis dibagi
menjadi dua yaitu skoliosis structural dan non struktural. Gejala dari skoliosis
berupa kelengkungan abnormal ke arah samping, bahu dan pinggul tidak sama
tinggi, nyeri punggung, kelelahan pada tulang belakang, dan gangguan
pernafasan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada
skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan jantung dan sakit tulang belakang.
Untuk pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan yaitu Rontgen tulang belakang,
Skoliometer terapi yang dapat di pilih, dikenal sebagai ´ The Three O's ´
adalah observasi, orthosis, operasi, prioritas .
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002.
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3.
EGC: Jakarta.
Doenges, Marilyn E. 1999.Rencana
Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
EGC : Jakarta.
Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar
Proses Keperawatan. EGC: Jakarta.
Corwn, Elisabeth. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Kozier. 2004.Fundamental of Nursing.
Jakarta : EGC
Price,Wilson. 1995. Patofisiologi.Jakarta
: EGC
Sjamsuhidayat. 1997.Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta : EGC
Scribd.com/doc/44564724/MAKALAH-SKOLIOSIS
1 komentar:
makasih infonya
Posting Komentar